Sabtu pagi. Suara Diego terdengar memanggil Abi dari teras rumahnya yang tak jauh dari rumah kami.
"Abi! Lagi main apa kamu?"
"Main Goop!"
"Main apa?" Diego berlari menuju Abi yang sedang sibuk dengan mainan adonan tepung sagu dan air.
"Apaan tuh, Bi?"
"Goop!" Jawab Abi sambil senyum.
Ya, permainan ini saya dapatkan dari koordinator saya di sekolah. Kami suka membuatnya setiap ada Messy Day yang diadakan setiap term. Abi senang sekali ketika saya mencobanya di rumah dan kalau sedang bosan dengan semua mainannya, dia suka minta dibikinkan goop atau kadang bikin sendiri.
Diego terlihat tidak tertarik (awalnya).
"Aku sudah mandi," katanya ketika Abi mengajaknya main bareng.
"Ya udah, mainnya dikit-dikit aja, gak usah berantakan kayak aku."
Lalu Diego mencoba menyentuh adonan yang terlihat menarik itu dan mulai main bersama Abi yang saat itu sudah menumpahkan hampir setengah adonan goop dari baskomnya.
Tak lama, adonan pun habis. Saya memutuskan untuk membuat lagi. Masing-masing mendapat satu baskom yang sama besar dan mereka mulai membuat goop mereka sendiri.
Campur tepung sagu dan airnya terlebih dahulu |
Tambahkan beberapa tetes pewarna makanan |
Uleni hingga tekstur menyerupai susu kental manis |
Abi membuat warna biru, sedangkan Diego memilih warna merah. Mereka tampak menikmati proses membuatnya, mulai dari menguleni tepung sampai mencampur pewarna di adonan.
"Ini kok keras banget sih. Kayaknya kurang air deh," Abi menuangkan Air ke dalam baskomnya.
"Seberapa, nih? Banyak atau dikit?"
"Dikit aja dulu. Nanti Abi liat, kalau kurang baru tambah lagi," jawab saya.
"O, ia ya. Nanti kalo kebanyakan air, gak jadi goop deh. Jadinya kayak lumpur! Hahaha..." Abi tergelak. Rupanya dia masih ingat pengalamannya membuat adonan ini tempo hari.
"Gimana, nih Tante. Punyaku kok kayak gini, sih?" tanya Diego menunjukkan adonannya yang terlalu cair.
"Itu tambahin tepung lagi, kamu kebanyakan airnya," Abi menjawabnya untuk saya.
Beberapa saat kemudian, goop sudah jadi. Abi dan Diego mulai bermain-main dengan adonan masing-masing.
Saya menambah 'perangkat' bermain mereka dengan barang-barang bekas yang juga biasa digunakan Abi untuk bermain air di kamar mandi; sendok plastik, gelas plastik, garpu, apa pun yang aman dan sudah tidak terpakai. Foto-foto berikut ini menggambarkan bagaimana mereka mengeksplorasi adonan dengan cara mereka sendiri. Mereka merasakan teksturnya yang unik, menikmati warnanya yang mencolok, kadang juga bercakap-cakap tentang apa yang sedang mereka lakukan.
It was so much fun and messy! Sampai akhirnya mereka mencampur goop mereka dalam satu baskom dan melihat apa yang terjadi jika 2 warna dicampurkan.
Lelah bermain goop dan adonan sudah berceceran dimana-mana, saya mengeluarkan sisa pewarna makanan dan beberapa botol plastik bekas.
Tanpa instruksi lebih lanjut mereka mengisi botol-botol tersebut dengan air, meneteskan beberapa (baca: BANYAK) tetes pewarna ke dalam botol dan memulai permainan baru mereka!
Memerhatikan bagaimana pewarna makanan larut dalam air |
Ayo, campur warna-warnanya! |
Lalu, semprotkan air ke arah pagar. Yeah!! |
Woohooo!!! Coba ayunkan lagi lebih tinggi! |
Lalu saya mengeluarkan semprotan air, yang biasa digunakan untuk menyemprot tanaman. Abi semakin semangat! Ia mengisinya dengan air dan (lagi-lagi) mencampurkan banyak warna di dalam botol.
Fasya mengamati pola-pola yang berbeda setiap kali air disemprotkan |
Fasya dan Aga terus menyemprotkan air ke arah tembok |
Aga asyik melatih jari-jemarinya dengan botol semprotan |
Melihat anak-anak mulai bosan dengan semprotan air, saya mengeluarkan kertas koran. Hehehehe... ya, saya hanya berusaha mengeluarkan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah untuk bisa dimainkan anak-anak. Saya tidak tahu juga, bagaimana mereka akan menggunakan kertas koran itu sebagai mainan. Tapi, lihat apa yang mereka lakukan!
(Lagi-lagi) mencampurkan beberapa warna di gumpalan koran yang basah |
Lalu peras korannya daaannn....wow!! Warna baru!! |
Koran bekas habis dan hari semakin siang. Saya mulai mengeluarkan aba-aba untuk segera menyudahi kegiatan pagi itu.
"Sudah, ya... waktunya beres-beres!" saya berseru sambil membereskan botol-botol yang tadi digunakan.
"Oke, boss!" Diego segera mengambil selang, menyemprot teras rumah, sementara entah inisiatif dari mana Abi mengambil ember besar dari kamar mandi. Hahaha.... mari semprot air ke dalam ember!! Makin kencang airnya, makin kencang juga suaranya!
Sabtu pagi itu terasa sangat istimewa. Abi dan tetangga-tetangganya bermain sampai berantakan di rumah! Well done, kids!
"Play is the highest form of research." (Albert Einstein)