Senin, 31 Maret 2014

Terima kasih Rudy Hadisuwarno!

Memiliki rambut panjang memang merepotkan untuk sebagian orang. Tapi tidak untuk saya. Sejak kecil saya memelihara rambut panjang. Seingat saya, hanya 2 kali saya potong pendek, saat itu saya masih duduk di bangku SMP dan memutuskan untuk memotong rambut jadi sepanjang bahu. Yang kedua, saya memutuskan untuk memotong rambut saya jadi cepak setelah melahirkan, karena rambut saya mulai rontok dan saya tidak betah melihat tebaran rambut dimana-mana. Tapi sesudahnya, saya memelihara rambut panjang lagi, hingga saat ini anak saya berumur 6 tahun.

Libur sekolah selama 2 minggu seperti saat ini membuat saya jadi punya waktu lebih untuk merawat tubuh dan rambut. Siang ini, saya memanjakan diri saya dengan pijat seluruh badan ala rumahan dan tak ketinggalan creambath! 
Enake....

Dibantu seorang teman yang punya kemampuan ekstra memijat, dia merekomendasikan krim creambath dari Rudy Hadisuwarno.
"Kamu tau gak sih, kalo Rudy itu penemu krim creambath?"
"Oya?" ujar saya takjub.
"Iya. Dia ini yang menemukan teknik creambath."
"Serius?" Saya masih tidak percaya. 

Pikiran saya langsung melalang buana pada Rudy Hadisuwarno, yang saya kenal sebagai seorang penata rambut dan sudah memiliki banyak jaringan bisnis salon rambut dan kecantikan di berbagai daerah di Indonesia. Karena saya tidak banyak tahu tentang beliau, juga tidak pernah memakai layanan di salon miliknya, saya jadi tertarik browsing tentangnya. 

Creambath diciptakannya karena perawatan rambut 40 tahun yang lalu hanya sebatas minyak cem-ceman atau urang-aring. Minyak dianggap bahan yang paling baik untuk kesehatan rambut, padahal minyak justru membuat rambut jadi lepek dan lengket.
Akhirnya, Rudy mencari alternatif lain. Inovasinya dimulai dari formula krim rambut untuk pria, namun diperbaharui dengan bahan-bahan alami dan melalui proses teknologi yang bisa menghilangkan efek lengket seperti minyak tapi tetap melembabkan kulit kepala. 
Penemuan Rudy ini disukai oleh banyak orang, lalu Rudy membuat ritualnya, yaitu pijatan saat creambath. 
Ia menjelaskan, "Tahun '74 itu tiba-tiba booming orang -orang datang ke salon untuk creambath. Nama pun saya bingung, apa ya? Ya sudah tiba-tiba 'creambath' deh, 'mandi dengan krim.' Kalau 'cream shampoo' kan aneh, apa ya... akhirnya 'creambath' aja gitu." (Sumber: wolipop.detik.com)

Saya sendiri, rutin melakukan creambath minimal 1 bulan sekali sejak 15 tahun yang lalu. Menurut saya, creambath itu asyik banget. Kepala dipijat dengan lembut, memakai krim khusus yang nantinya akan memberi efek lembut, wangi, dan sehat pada rambut. Layanan creambath di salon bermacam-macam. Ketika saya kuliah di Yogyakarta dulu, salon langganan saya melayani creambath plus plus, maksudnya setelah kepala, tangan dan kaki juga ikut dipijat. How relaxing! Setelah creambath, rasanya kepala jadi lebih enteng, rambut jadi indah seperti iklan-iklan shampo di TV. Hahaha.
Nah, saya tidak menyangka kalau krim creambath yang banyak manfaatnya itu ditemukan oleh orang Indonesia! Dan saat ini, ada berbagai merk yang juga memproduksi krim creambath, mulai dari NR, Matrix, hingga merk internasional sekelas Makarizo dan L'Oreal.

Segera kami membeli krim creambath yang ternyata 'sangat Indonesia' ini. Kami hanya menemukan 1 jenis krim, yaitu ginseng yang berguna untuk merawat akar rambut. Sesampai di rumah, saya kembali melanjutkan perawatan rambut ala rumahan itu. Teman saya membantu memakaikan krim pada rambut saya. Bau ginsengnya cukup kuat, tapi saya fokus pada hasil yang akan terlihat nanti. Hmm, memang terdengar agak lebay, tapi jujur saja, baru kali ini saya creambath dengan perasaan bangga. Rupanya ini produk Indonesia yang diakui dunia!

Terima kasih, Rudy! Kamu memang betul-betul membuat perempuan Indonesia jadi tambah cantik dan merasa senang merawat rambut panjang!


Sumber: rudyhadisuwarnocosmetics.com